
Proses berdirinya SD Muhammadiyah Sapen sempat ditanggapi pesimis oleh warga sekitar. Perasaan pesimis itu muncul karena saat itu sama sekali tidak ada dana untuk membangun gedung dan biaya operasional sekolah sehingga SD Muhammadiyah Sapen hanya menempati mushalla berukuran 3 X 4 M kemudian berpindah ke sebuah balai RK yang sebenarnya tidak layak untuk dijadikan tempat belajar.
Ruangannya berukuran 6 X 6 M. Semua dindingnya terbuat dari gedhek yang sudah rapuh, berlubang, dan penuh tiang penyangga agar tidak roboh. Genap sudah status SD Muhammadiyah Sapen saat itu sebagai sekolah terjelek di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Melihat kondisi semacam itu Sumarno, salah seorang pemrakarsa berdirinya SD Muhammadiyah Sapen, merasa terpanggil untuk mewakafkan tanahnya seluas 1000 m. Pembangunan gedung pun dimulai pada tahun 1971 dengan terbentuknya panitia pembangunan yang diketuai oleh Prof. Dr. H.A. Mukti Ali, MA. Pembangunan ini berlanjut dengan adanya bantuan dari Prof.Dr. Amin Rais berupa tanah seluas 400 m2. kemudian disusul sumbangan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu yaitu Prof Dr. Wardiman Joyonegoro sehingga terwujudlah bangunan gedung lama. Pada tahun 2000 SD Muhammadiyah Sapen berhasil membebaskan tanah seluas 1800 m2 dan dibangun gedung hingga berwujud seperti sekarang ini.

Bersamaan dengan proses pembangunan tersebut SD Muhammadiyah Sapen mulai berbenah. Setapak demi setapak mencoba memperbaiki diri dan mencari kiat-kiat untuk menjadi sekolah yang berkualitas.
" Pelan tapi pasti, mimpi dan keyakinan itu terbukti. Seiring dengan prestasi yang diraih, SD Muhammadiyah Sapen mulai mendapat kepercayaan dari masyarakat. Mulai tahun ajaran 1991/ 1992 SD Muhammadiyah Sapen selalu meraih nilai rata-rata NEM tertinggi se propinsi DIY, bahkan tingkat nasional. Prestasi non-akademis pun demikian, berbagai tropi kejuaraan tingkat nasional, bahkan internasional diraih.
" Pelan tapi pasti, mimpi dan keyakinan itu terbukti. Seiring dengan prestasi yang diraih, SD Muhammadiyah Sapen mulai mendapat kepercayaan dari masyarakat. Mulai tahun ajaran 1991/ 1992 SD Muhammadiyah Sapen selalu meraih nilai rata-rata NEM tertinggi se propinsi DIY, bahkan tingkat nasional. Prestasi non-akademis pun demikian, berbagai tropi kejuaraan tingkat nasional, bahkan internasional diraih.
SD Muhammadiyah Sapen mulai dikenal, tidak hanya di wilayah Yogyakarta, tetapi juga membahana ke seantero Indonesia. Dari siswa yang dahulu hanya berjumlah 5 orang kini seiring dengan peningkatan kualitas dan kepercayaan masyarakat jumlah seluruh siswa telah mencapai 2400 siswa. Aku bangga menjadi siswa SD Muh. Sapen..
Copyleft http://www.sdmuhsapen-yo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran yang Jujur